Senin, 28 Juni 2010

spiderman 3

spidermen31.jpg
Kisah superhero nampaknya masih selalu akan menjadi tontonan seru. Aksi spektakuler, perseteruan antar karakter, konflik kepentingan dan juga jati diri menjadi bahan baku yang diracik dalam film karya sutradara Sam Raimi ini. Tak lupa, bumbu komedi juga menghiasi beberapa adegan di film ini.

Bukti dari keberhasilan Sam Raimi adalah Spiderman 3. Jika di Spiderman 2 sang Peter Parker harus menenangkan diri sendiri dari konflik batin dan keinginan diri sendiri melawan kepentingan umum sebagai superhero, maka di Spiderman 3 ini dia benar-benar berhadapan dengan diri sendiri secara nyata dan bahkan secara fisik. Meskipun patut diakui juga bahwa konflik ini makin menjadi-jadi karena ada sedikit campur tangan dari makhluk parasit simbiotik dari luar angkasa.

The Characters

Peter Parker (Tobey Maguire) pada awal cerita ini masih seperti 2 cerita sebelumnya, seorang kutu buku yang sering di-bully kawan-kawan kelasnya. Namun Peter cuek saja, karena saat ini dia benar-benar menikmati rasanya menjadi superhero yang dielu-elukan orang. Hal ini lalu berkembang menjadi rasa terlalu bangga pada diri sendiri, dan mendorongnya ke dalam sisi gelap. Konflik karakter dalam diri Peter benar-benar menghias sebagian besar adegan di film ini. Ketika Peter menjadi jahat, Maguire juga mampu membawakan sosok keseharian Peter sebagai sosok pria nakal, metroseksual, rule breaker dan semau gue. Suatu pemandangan langka bagi fans Spiderman yang dalam 2 seri sebelumnya selalu melihat Peter sebagai si kutu buku.

Mary Jane (Kirsten Dunst) yang sempat manggung di Broadway, kali ini harus banyak mengelus dada. Dunst benar-benar mampu membawakan perannya sebagai gadis yang sempat jatuh karirnya, haus kasih sayang sang kekasih yang selalu tidak ada ketika dibutuhkan, serta kecewa terhadap sikap kekasih yang self-centered. Namun demikian, dia tetap menjaga rahasia identitas Spiderman sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada Peter, bahkan ketika Peter sudah jatuh ke sisi gelap.

Harry Osborn (James Franco) yang dulunya adalah sahabat MJ dan Peter banyak dilibatkan dalam alur cerita film ini, dari awal hingga akhir. Bahkan Harry merupakan salah satu tokoh kunci dalam cerita Spiderman 3. Hal ini patut dipahami mengingat Harry cukup banyak membentuk pola cerita sejak Spiderman seri pertama. Harry masih menyimpan dendam kepada Peter atas kematian ayahnya. Namun suatu kecelakaan membuatnya hilang ingatan dan sempat rukun dengan Peter. Sebuah guncangan emosi kemudian mengembalikan ingatannya tentang kematian sang ayah, dan dia pun kembali menaruh dendam kepada Peter.

Karakter antagonis Flint Marko (Thomas Haden Church) yang kemudian menjadi Sandman, digambarkan sebagai orang yang kebetulan (atau sialnya) berada di tempat dan waktu yang salah. Nasib memutar balikkan bapak berputri sakit ini untuk melakukan kejahatan, meskipun dia sendiri sesungguhnya tidak menginginkannya. Konflik batinnya sebagai orang yang terpaksa jahat karena butuh uang untuk mengobati sang putri tidak terlalu ditonjolkan. Hanya aksi-aksinya yang lebih banyak digambarkan dalam film ini. Dan lagi-lagi, nasib yang ajaib merubahnya dari seorang penjahat kambuhan menjadi sosok yang memiliki kemampuan super.

Karakter pelengkap yang nantinya menjadi antagonis (ups…! ^^), Eddie Brock (Topher Grace), digambarkan sebagai sosok yang pada awalnya ingin maju dalam hidupnya. Namun ketika mengalami hambatan dan terjungkal, dia pun menjadi pria putus asa dan diliputi kekecewaan yang terlalu mendalam. Hal ini berkembang menjadi dendam kesumat terhadap Peter, orang yang menjungkalkannya. Didukung oleh entitas simbiotik yang sempat hinggap di tubuh Peter, dia pun melancarkan balas dendamnya.

The Story

Pada awal cerita Spiderman 3, kita akan menemui Peter Parker seperti pada akhir cerita Spiderman 2. Dia benar-benar menikmati menjadi superhero yang dielu-elukan masyarakat, dan dia pun cukup banyak berkorban untuk melakukan hal itu. Namun sayang sekali, ketenaran dan perhatian masyarakat terhadap Spiderman membuat Peter terlalu merasa bangga pada diri sendiri. Hal inilah yang nantinya akan mendorongnya memasuki sisi gelap seorang superhero: OVER PRIDE. Dalam hal hubungan asmara dengan Mary Jane (Kirsten Dunst), keduanya kini makin dekat dari sebelumnya.

Namun ketika MJ dipecat dari peran yang dia bawakan, dan saat dia terpuruk, Peter justru larut di dunianya sendiri dan terlalu bangga atas prestasinya sebagai Spiderman. MJ yang sempat muak ini pun juga mengalami banyak tekanan dan konflik batin (lagi-lagi konflik batin) antara harus meneruskan hubungan dengan Peter yang juga Spiderman, atau berhenti saja.

Masalah sang superhero tidak berhenti sampai sini. Sebuah entitas simbiotik parasitis dari luar angkasa sempat hinggap di tubuhnya. Didukung oleh perasaan terlalu bangganya, entitas ini makin memicunya untuk jatuh ke dalam sisi gelap. Peter sendiri sempat menikmati hal ini. Perasaan bebas, berkuasa, dan penuh kekuatan sungguh merupakan suatu godaan bagi Peter. Sifat keseharian Peter yang kutu buku lalu berganti menjadi Peter si bad boy. Dia banyak melakukan hal-hal yang bertolak belakang dengan sifat aslinya yang lemah lembut. Peter bahkan secara kejam, nyaris membunuh Flint Marko yang dianggap sebagai pembunuh Ben Parker sesungguhnya.
Namun bukan jagoan namanya kalau tidak mampu mengatasi masalah di dalam diri sendiri. Peter dengan segenap daya (dan keberuntungan) akhirnya mampu menyingkirkan entitas itu dari dirinya. Adegan melepaskan entitas dari induk semang ini sempat terlihat oleh Eddie Brock, wartawan Daily Bugle yang didepak oleh Peter ketika jatuh ke dark side, yang akhirnya mengetahui identitas asli Spiderman. Entitas yang sanggup menyalin kemampuan induk semangnya itu, secara takdir yang cukup ajaib, hinggap ke tubuh Eddie. Eddie pun berubah menjadi Venom.

Dengan kekuatan barunya, Eddie berencana membalaskan dendamnya kepada Peter. Venom lalu bekerjasama dengan Sandman untuk menggilas Peter. Mereka menculik MJ untuk memancing Peter. Lalu bagaimana akhirnya? Hohoho, Anda harus melihat sendiri film ini yang akan mulai ditayangkan di bioskop seluruh dunia pada 13 Mei yang akan datang.

Venom’s Story (Comic vs Movie)

Mungkin untuk para penggemar komik Marvel, Spiderman 3 ini merupakan salah satu seri yang ditunggu-tunggu. Dua jagoan antagonis (Sandman dan Venom) menghajar Spidey memang salah satu adegan yang paling dinantikan (terutama bagian Venom). Namun kalau kita bicara soal cerita, ada beberapa sedikit perbedaan mendasar yang cukup signifikan mengenai asal mula entitas simbiotik parasitis yang menjadikan karakter Venom ini eksis.

Jika dalam komik diceritakan bahwa entitas ini berada di bumi karena ikut terbawa Spiderman dari luar angkasa pada akhir cerita komik Marvel “Secret Wars”, maka di film hanya diceritakan bahwa entitas ini jatuh ke bumi bersama sebuah meteor kecil. Saya sempat mengalami kekecewaan karena sempat berkhayal bahwa cerita Spiderman 3 akan diawali ketika Secret Wars itu berakhir, dan entitas itupun ikut terbawa Spiderman ke bumi. Namun jika dipikir lagi, ada sekian banyak hero yang harus terlibat jika jalan cerita itu dipertahankan dan ini cukup memusingkan. Padahal karakter Venom ini cukup melekat di hati para pemerhati Spiderman jika ditanya soal “siapa rival Spiderman yang paling menarik?”. Jika adegan ini dipaksakan, jelas akan mengundang pertanyaan dan secara langsung akan mempengaruhi penonton Spiderman 3.

Cerita juga menjadi tidak terfokus karena adegan itu jelas akan meracuni pikiran penonton Spiderman 3 yang tidak membaca buku Marvel. Mereka jelas akan penasaran mengenai “apa yang terjadi?”, “kenapa ada X-Men? Hulk?”, “kok mereka bisa ketemu?”, dan segala macam penasaran lainnya. Oleh sebab itu, Sam Raimi menggantikan adegan yang ‘over spectacular’ itu dengan adegan kecil yang cukup pantas berada di awal film ini.

The Cinematography

Sinematografi film ini cukup baik. Hiruk pikuk kota besar yang kadang diwarnai kriminalitas nampak cukup terlihat. Angle kamera benar-benar mampu menangkap adegan-adegan spektakuler. Efek animasi Sandman ketika menjadi raksasa pasir sungguh merupakan salah satu adegan yang paling mengagumkan di sepanjang film ini.

Adegan kejar-kejaran Spiderman dengan Green Goblin di gang-gang sempit antara gedung-gedung tinggi juga mengundang decak kagum. Juga ketika adegan gedung runtuh dan Spiderman berusaha menyelinap diantara reruntuhan yang jatuh itu, juga membuat banyak penonton menahan nafas walau sekejap. Yang sangat disayangkan adalah korbannya hanya itu-itu saja. Tidak digambarkan adegan korban lain yang secara ajaib dan tidak diketahui berhasil menyelamatkan diri dari gedung runtuh itu. Juga adegan Spiderman beraksi dengan topeng kurang banyak terlihat di film ini, tidak seperti pendahulunya. Peter lebih banyak beraksi dengan topeng terlepas, atau tercabik-cabik.

Dan satu lagi yang patut disayangkan, kemunculan Venom tidak terlalu lama, padahal justru Venom inilah yang benar-benar dinantikan oleh penggemar Spiderman. Konflik internal dan eksternal Peter lebih banyak menghias film berdurasi 140 menit ini.

Soal kostum MJ, pada sebagian akhir film ini tampaknya mengalami penurunan dibanding film sebelumnya. Bisa cukup dipahami karena Peter sempat berganti kekasih dan nampaknya Sam Raimi ingin menitik beratkan beberapa alur cerita pada eksplorasi sifat jahat Peter, termasuk pada bagian berganti kekasih.

Oh ya, segelintir adegan humor sempat menghiasi film ini dan cukup mengundang tawa. Meski hanya sebentar, Bruce Campbell sempat menjadi salah satu kameo adegan humor ketika Peter hendak melamar MJ.
The Music
Musik pengiring film ini tidak banyak berubah. Musik asli Danny Elfman kini dibawakan oleh Christopher Young, dan masih tidak jauh berbeda seperti seri sebelumnya. Meskipun demikian, adegan-adegan yang mengundang decak kagum rasanya memang cukup pantas diiringi musik-musik yang dibawakan oleh maestro yang satu ini.

Overall
Jika Anda merasa Spiderman 2 cukup banyak konflik jati diri, maka konflik itu benar-benar terasa di Spiderman 3 ini. Film ini tidak sepenuhnya tentang adu kesaktian saja, namun lebih menitik beratkan ke hidup keseharian Peter. Anda akan banyak menemui perubahan sikap dan tingkah laku Peter, dan juga menyadari bahwa superhero juga tetaplah manusia biasa yang memiliki emosi dan angan-angan pribadi.

Film ini sangat baik dari segi cerita yang penuh pelajaran dan drama, dan juga adegan yang menggugah adrenalin. Spiderman 3 benar-benar mampu menggabungkan unsur action sci-fi dan drama roman, yang dibumbui konflik jati diri dan balas dendam. Cocok ditonton bersama pacar, teman-teman penggemar film Spiderman, maupun film yang menyatukan drama dan action.

CO Rates: A

General Information
Director : Sam Raimi
Cast
Tobey Maguire : Peter Parker/Spider-Man
Kirsten Dunst : Mary Jane Watson
James Franco : Harry Osborn / Green Goblin
Thomas Haden Church : Flint Marko/Sandman
Topher Grace : Eddie Brock/Venom
Bryce Dallas Howard : Gwen Stacy
James Cromwell : Captain George Stacy
Rosemary Harris : Aunt May Parker
Bruce Campbell : Maitre D

Prediksi Brasil VS Cili


Prediksi Brasil VS Cili. Inilah salah satu pertandingan yang pasti akan menyita banyak mata, gimana lagi wong aktornya adalah Brasil yang merupakan kandidat terkuat juara piala dunia 2010 kali ini. Oke mari kita simak prediksi pertandingan antara Brasil VS Cili Fifa World Cup 2010 South Africa. Pertandingan ini akan digelar di Ellis Park, Johannnesbur, South Africa pada 29 Juni 2010 pukul 01.30 WIB dan disiarkan di RCTI. Untuk nonton online live streaming tv Anda bisa melihat di ZonaTV.co.tv atau Indostreaming.co.tv.

Kondisi Tim Cili

Lini belakang tanpa Pitbull, julukan Gary Medel, akibat akumulasi kartu kuning. Waldo Ponce juga akan absen dengan alasan sama. Satu lainnya adalah Marco Estrada. Lini depan Cili juga bermasalah. Pelatih Marcello Bielsa kemungkinan berjudi dengan menurunkan Humberto Souza.

Perkiraan Susunan Pemain: Bravo; Jara, Fuentes, Contreras; Vidal, Carmona, Isla; Fernandez; Sanchez, Suazo, Beausejour.

Kondisi Tim Brasil

Kaka, yang terkena kartu merah saat laga melawan Pantai Gading, kembali bermain. Elano cukup fit untuk main sejak menit pertama. Robinho diharapkan membuat lini tengah Brasil lebih kreatif.

Perkiraan Susunan Pemain: Julio Cesar; Maicon, Lucio, Juan, Michel Bastos; Gilberto Silva, Felipe Melo; Elano, Kaka, Robinho; Luis Fabiano

Pemain yang Layak Diamati

Alexis Sanchez: Sepanjang turnamen, scout klub-klub Eropa tertuju kepadanya. Publik Cili juga berharap banyak padanya. Ia mungkin bisa mencetak gol, tapi sangat kecil kemungkinan membuat Cili mengalahkan Brasil.
Lucio: Di tiga laga penyisihan, semua mata tertuju ke bintang-bintang Brasil di lini depan dan tengah. Kini saatnya menyaksikan kinerja Luico. Dia diharapkan mampu mengatasi gaya menyerang Cili yang relatif baru.
Prediksi Brasil VS Cili
Castrol World Cup Match Predictor memberikan kemungkinan Brasil memeanngkan laga 78 persen. Alasannya sederhana, Cili selalu gugup menghadapi tim-tim besar. Itu terlihat saat bertemu Spanyol di laga terakhir penyisihan grup. Meski demikian tidak ada yang tidak mungkin bagi siapa pun untuk mengalahkan Brasil, termasuk Cili.

Prediksi Pertandingan Brasil 3-1 Cili

Ini adalah catatan pertandingan terakhir masing-masing tim :
Cili
31-05-2010 Cili 1 – 0 Irlandia Utara
31-05-2010 Cili 3 – 0 Israel
16-06-2010 Honduras 0 – 1 Cili
21-06-2010 Cili 1 – 0 Swiss
26-06-2010 Cili 1 – 2 Spanyol
Brasil
02-06-2010 Zimbabwe 0 – 3 Brasil
07-06-2010 Tanzania 1 – 5 Brasil
16-06-2010 Brasil 2 – 1 Korea Utara
21-06-2010 Brasil 3 – 1 Pantai Gading
25-06-2010 Portugal 0 – 0 Brasil
Prediksi Brasil VS Cili Fifa World Cup 2010

Hasil lain yang berhubungan ....

kisah anjing hachiko

Seorang Profesor setengah tua tinggal sendirian di Kota Shibuya. Namanya Profesor Hidesamuro Ueno. Dia hanya ditemani seekor anjing kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab hubungan anjing dan tuannya itu sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu mengantar. Profesor itu setiap hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan kereta api.. Hachiko pun setiap hari setia menemani Profesor sampai stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor kembali. Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun. Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.
Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju. Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga kebanyakan enggan ke luar rumah dan lebih memilih tinggal dekat perapian yang hangat.

Pagi itu, seperti biasa sang Profesor berangkat mengajar ke kampus. Dia seorang profesor yang sangat setia pada profesinya. Udara yang sangat dingin tidak membuatnya malas untuk menempuh jarak yang jauh menuju kampus tempat ia mengajar. Usia yang semakin senja dan tubuh yang semakin rapuh juga tidak membuat dia beralasan untuk tetap tinggal di rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan salju yang tebal dimana-mana tidak menyurutkan kesetiaan menemani tuannya berangkat kerja. Dengan jaket tebal dan payung yang terbuka, Profesor Ueno berangkat ke stasun Shibuya bersama Hachiko.
Tempat mengajar Profesor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan Profesor untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari universitas.

Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet panjang seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan orang-orang yang sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah hafal dengan Profesor Ueno segera berteriak akrab ketika kereta berhenti. Ya, hampir semua pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal dengan Profesor Ueno dan anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena memang sudah bertahun-tahun dia menjadi pelanggan setia kendaraan berbahan bakar batu bara itu.

Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua orang sahabat karib, Profesor naik ke gerbong yang biasa ia tumpangi. Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya profesor dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan,” saya akan menunggu tuan kembali.”

“Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan pernah pergi sebelum tuan kamu ini pulang!” teriak pegawai kereta setengah berkelakar.

Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak keras,”guukh!”
Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda kereta segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang itu. Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian profesor tuannya dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang tebal, kereta pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-salju yang menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.

Di kampus, Profesor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga ada tugas menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk penelitianya. Udara yang sangat dingin di luar menerpa Profesor yang kebetulah lewat koridor kampus.

Tiba-tiba ia merasakan sesak sekali di dadanya. Seorang staf pengajar yang lain yang melihat Profesor Ueno limbung segera memapahnya ke klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu, tiba-tiba kampus jadi heboh karena Profesor Ueno pingsan. Dokter yang memeriksanya menyatakan Profesor Ueno menderita penyakit jantung, dan siang itu kambuh. Mereka berusaha menolong dan menyadarkan kembali Profesor. Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Profesor Ueno meninggal dunia.
Segera kerabat Profesor dihubungi. Mereka datang ke kampus dan memutuskan membawa jenazah profesor ke kampung halaman mereka, bukan kembali ke rumah Profesor di Shibuya.

Menjelang malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko tetap bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah. Seharusnya Profesor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-mandir di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya. Beberapa orang yang ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing itu. Ada yang mendekat dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.

Malam pun datang. Stasiun semakin sepi. Hachiko masih menunggu di situ. Untuk menghangatkan badannya dia meringkuk di pojokan salah satu ruang tunggu. Sambil sesekali melompat menuju balkon setiap kali ada kereta datang, mengharap tuannya ada di antara para penumpang yang datang. Tapi selalu saja ia harus kecewa, karena Profesor Ueno tidak pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua hari kemu dian , dan berhari-hari berikutnya dia tidak pernah datang. Namun Hachiko tetap menunggu dan menunggu di stasiun itu, mengharap tuannya kembali. Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.

Para pegawai stasiun yang kasihan melihat Hachiko dan penasaran kenapa Profesor Ueno tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Akhirnya didapat kabar bahwa Profesor Ueno telah meninggal dunia, bahkan telah dimakamkan oleh kerabatnya.

Mereka pun berusaha memberi tahu Hachiko bahwa tuannya tak akan pernah kembali lagi dan membujuk agar dia tidak perlu menunggu terus. Tetapi anjing itu seakan tidak percaya, atau tidak peduli. Dia tetap menunggu dan menunggu tuannya di stasiun itu, seakan dia yakin bahwa tuannya pasti akan kembali. Semakin hari tubuhnya semakin kurus kering karena jarang makan.

Akhirnya tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus menunggu tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak yang datang ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian sempat menitikkan air matanya ketika melihat dengan mata kepala sendiri seekor anjing yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk menunggu tuannya yang sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka yang simpati itu ada yang memberi makanan, susu, bahkan selimut agar tidak kedinginan.

Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul 3 sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun hari-hari itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung tiba. Dan di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun tergopoh-gopoh melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemu dian suasana menjadi ramai. Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai mati.

Warga yang mendengar kematian Hachiko segera berduyun-duyun ke stasiun Shibuya. Mereka umumnya sudah tahu cerita tentang kesetiaan anjing itu. Mereka ingin menghormati untuk yang terakhir kalinya. Menghormati sebuah arti kesetiaan yang kadang justru langka terjadi pada manusia.

Mereka begitu terkesan dan terharu. Untuk mengenang kesetiaan anjing itu mereka kemu dian membuat sebuah patung di dekat stasiun Shibuya. Sampai sekarang taman di sekitar patung itu sering dijadikan tempat untuk membuat janji bertemu. Karena masyarakat di sana berharap ada kesetiaan seperti yang sudah dicontohkan oleh Hachiku saat mereka harus menunggu maupun janji untuk datang. Akhirnya patung Hachiku pun dijadikan symbol kesetiaan. Kesetiaan yang tulus, yang terbawa sampai mati.

toy story 3 di balik toy story 3


Ada sebuah cerita di balik film Toy Story 3. Ternyata ide awal dari film ini bukan tentang Andy yang beranjak dewasa. Disney dan Pixar memiliki kisah lain. Plot asli dari film ini sebenarnya berpusat pada Buzz Lightyear yang mengalami kerusakan.

Buzz kemudian dikirim ke Taiwan untuk mendapatkan perbaikan. Sementara, mainan lain mendapatkan informasi kalau Buzz nggak dibetulin. Melainkan diganti sama "Buzz" yang baru. Mengetahui hal tersebut, para mainan pergi ke Taiwan menggunakan kapal untuk menyelamatkan Buzz.

Namun kisah ini nggak jadi digunakan karena pada tahun 2005, Disney dan Pixar, mengalami perbedaan pikiran. Hingga akhirnya dua perusahaan itu menemukan kata sepakat dan kembali bekerja sama. Tapi dengan jalan cerita yang baru.